BUDIDAYA JAMUR TIRAM
I. SYARAT PERTUMBUHAN
1.1. Iklim a) Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak dan remang-remang, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.b) Kelembaban ruangan optimal 90-96% yang harus dipertahankan dengan menyemprotkan air secara teratur.c) Suhu udara untuk pertumbuhan miselia adalah 23-28 derajat C dan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah 13-15 derajat C.
1.2. Media Tanam Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modern, media tumbuh berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk P dan air.
1.3. Ketinggian Tempat Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.
II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
2.1. Pembibitan
2.1.1. Sumber Bibit
a) Sumber alamiDipakai untuk media tradisional. Batang kayu yang telah ditumbuhi jamur dilembabkan, kemudian dirajang sepanjang 5-10 cm dan lebar 1-2 cm. Potongan disebarkan ke batang kayu lain yang dijadikan media tumbuh.
b) SporaSpora terbentuk di tudung/payung bagian bawah. Tudung/payung yang berumur 3 hari dihancurkan di dalam air bersih. Cara penggunaan cairan ini ada 2 macam: (1) cairan ini dapat digunakan langsung sebagai bibit; (2) cairan disiramkan ke media yang tersusun dari serbuk gergaji dan kukusan jagung/padi. Setelah diinapkan beberapa hari, miselium akan tumbuh menyelimuti media dan siap digunakan.
c) Biakan murniCara ini menghasilkan bibit berkualitas.
1. Siapkan media Potato Dextrose Agar (PDA) yang terdiri atas ekstrakt kentang 1 liter (1 kg kentang digodog dengan 1 liter air, lalu disaring), gula dekstrosa 20 gram, ekstrak ragi 5 gram (dapat diganti dengan 400 ml air ragi tetapi air kentang jadi 600 ml) dan agar-agar batang 20%. Media lain yang bahan mudah didapat terdiri atas 1/4 kg kentang, 1/4 kg bawang bombay, 1/4 kg aci, 1 sendok makan gips dan 3 bungkus agar-agar kecil. Panaskan campuran media tersebut untuk melarutkan agar-agar. Masukkan 15 cc media ke dalam tabung reaksi 25 cc kemudian disterilkan dalam autoklaf pada temperatur 121 derajat C, tekanan 1,5 selama 15 menit atau dengan dikukus pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam.Biarkan media PDA sampai hangat tetapi masih cair. Buka sedikit cawan petri bagian atas, masukkan segera media ke dalam cawan petri steril secara aseptik. Tutup cawan petri dengan cepat. Setelah agar membeku, balikkan posisi cawan petri. Media ini disebut dengan media lempeng agar.
2. Ambil tubuh buah berumur 3 hari (diameter sekitar 10 cm) yang sehat, mulus dan bagian sisinya tidak berkerut. Lepaskan stipe/bilah di bagian bawah tubuh buah. Ambil potongan bilah dengan pinset steril dan letakkan di tengah media lempeng agar yang telah disiapkan. Inkubasikan media di dalam inkubator pada temperatur 28 derajat C. Pada hari ke 2, miselium mulai tumbuh dan pada hari ke 5 seluruh permukaan media tertutupi miselium. Biakan murni ini disebut dengan bibit F1.
3. Pengerjaan seluruh proses di atas harus aseptik/bersih untuk menghindari tumbuhnya jamur yang tidak dikehendaki. Sebelum digunakan alat-alat berupa pisau atau pinset harus dibakar di atas api. Sebaiknya pengerjaan dilakukan di dalam laminar flow atau transfer box yang dijamin kebersihannya.
4. Pembiakan murni jamur tiram ini sudah dibuat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Unpad, Jurusan Biologi ITB dan PAU Mikrobiologi ITB. Bibit jamur murni bisa disimpan sampai 6 bulan pada temperatur sekitar 4 derajat C.
2.1.2. Pembuatan Bibit Jamur F2 Bahan-bahan untuk media bibit F2 adalah:a) Jagung tumbuk atau padi bergabah = 60%.b) Serbuk gergaji = 38%.c) Kapur = 0,5-1%.d) Gips = 0,1-1%. Sebelum dicampurkan, jagung tumbuk/padi direndam semalam dan dikukus 2 jam sampai mekar. Media dimasukkan ke dalam toples bekas jam.Satu lempeng agar bibit F1 dibagi menjadi delapan bagian. 1 bagian dimasukkan ke dalam media di atas dengan miselium menempel pada media. Setelah 2-4 minggu seluruh media ditumbuhi miselium dan siap ditanam ke log.
2.1.3. Pembuatan Bibit Jamur F3 Walaupun bibit F2 lebih baik daripada F3, banyak petani jamur yang menggunakan bibit F3 untuk ditanamkan ke dalam log. Media untuk bibit F3 berupa log dengan komposisi media dan cara pembuatan yang sama dengan log produksi, hanya ukuran plastiknya sekitar 1 kg. Bibit F3 dibuat dengan menambahkan 2 sendok makan bibit F2 ke bagian atas log, lalu diinkubasikan selama 1 bulan sampai miselium memenuhi seluruh permukaan log. Bibit F3 siap ditanamkan ke log produksi. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan steril di dalam laminar flow atau transfer box.
2.2. Pengolahan Media Tanam
2.2.1. Persiapan Untuk 80 log diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:a) Serbuk gergaji atau ampas tebu halus=100 kgb) Tepung jagung=10 kgc) Dedak halus=10 kgd) Pupuk SP36=0,5 kge) Gips=0,5 kgf) Air=50-60% Bahan-bahan kecuali air dicampur merata, tambahkan air sampai media dapat dikepal.
2.2.2. Pembuatan Log Media dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kapasitas 1,5-2 kg sampai Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Ikat mulut plastik dengan karet tahan panas dan sterilkan.
2.2.3. Sterilisasi Log Sterilisasi perlu dilakukan agar media bebas dari mikroba lainnya. Terdapat dua cara sterilisasi yaitu:
a) Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan cara mengukus. Biasanya digunakan drum kapasitas 50 log yang dipanaskan dengan kompor minyak tanah.
b) Sterilisasi pada temperatur 121 derajat C selama 15 menit dengan menggunakan otoklaf atau dandang bertekanan uap.
2.3. Teknik Penanaman
2.3.1. Penanaman Bibit Buka bagian atas log yang telah disterilkan. Hamparkan 1-2 sendok makan bibit jamur F3 atau F2. Gunakan sendok yang telah dipanaskan di atas api. Rapatkan kembali plastik bagian atas. Masukkan cincin dari bambu berdiameter 3 cm dan tinggi 1 cm ke dalam plastik yang dirapatkan tersebut. Isi lubang yang terbentuk dengan kapas. Tutup kapas beserta cincin dengan kertas koran dan ikat.
2.3.2. Penyimpanan Log Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan maka masa tanam jamur tiram tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur skala besar atau di dalam bangunan semi permanen. Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m2 yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m2. Jarak antar petak 40-60 cm. Di dalam setiap petak dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu. Kondisi lingkungan yang harus diperhatikan dalam membuat bangunan penyimpanan adalah:a) Temperatur untuk pembentukan miselium adalah 23-28 derajat Cb) Temperatur untuk pembentukan tubuh buah adalah 13-15 derajat Cc) Kelembaban udara 90-96%d) Kadar air log 35-45%e) Udara di dalam tidak tercemari asap/gas. Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
2.4.1. Pemeliharaan Log
a) Log yang akan membentuk miselium dan tubuh buah harus dipelihara. Pemeliharaan berhubungan dengan menjaga lingkungan agar tetap optimuma) Kandungan air yang baik 35-45%. Kekurangan air menyebabkan miselium tidak membentuk tubuh buah karena kekeringan dan kelebihan air menyebabkan tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak diinginkan.
b) Cahaya. Perkembangan miselium dan tubuh buah akan terhambat dengan adanya cahaya langsung. Tempat penyimpanan harus tetap teduh dan sinar matahari tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan.
2.4.2. Pembentukan Miselium dan Tubuh Buah
a) Penumbuhan Miselium.Miselium akan tumbuh memenuhi permukaan log setelah penyimpanan selama kurang lebih 1 bulan. Selama jangka waktu tersebut, temperatur dan kelembaban harus optimal. Pengaturan temperatur dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara:
1. Menyemprotkan air dengan sprayer ke dinding-dinding bangunan penyimpanan dan ke ruang di antara jajaran log.
2. Menyemprotkan air dengan sprinkel bernozel halus.
b) Pembentukan tubuh buah pertama.Setelah miselium tumbuh sempurna, lepaskan cincin log dan buka plastik bagian atas sehingga seluruh permukaan atas log kontak dengan udara. Pada waktu ini diperlukan raising yaitu pengaturan lingkungan agar tubuh buah tumbuh. Raising dilakukan dengan:
1. Menurunkan temperatur ruang menjadi 13-15 derajat C dengan menggunakan pengatur temperatur (Air Conditioning) atau menyemprotkan air dengan nozel halus secara intensif.
2. Menurunkan temperatur dan sekaligus menyemprotkan bahan yang mengandung hormon pertumbuhan ke permukaan log yang kontak dengan udara. Air kelapa atau ekstrakt toge dapat dipakai sebagai sumber hormon tsb. Dengan cara ini pertumbuhan tubuh buah akan mencapai dua kali lipat dibandingkan cara pertama. Tubuh buah pertama terbentuk setelah 3-5 hari pembukaan.
c) Pembentukan tubuh buah selanjutnyaSetelah tubuh buah pertama dipanen, turunkan bukaan plastik sampai ½ bagian log. Kadang-kadang calon bakal buah sudah tumbuh di bawah plastik yang belum terbuka. Bagian plastik tersebut harus dilubangi untuk memberi kesempatan tubuh buah keluar dan tumbuh. Pembukaan log sebaiknya tidak dilakukan sekaligus, terutama pada budidaya skala besar. Jarak pembukaan satu kelompok log dengan kelompok lainnya ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap hari ada tubuh buah yang dipanen. Pembukaan log yang bertahap akan menjamin kelangsungan produksi.
2.5. Hama dan Penyakit
2.5.1. Hama Hama yang banyak terdapat di tempat budidaya jamur adalah serangga baik berupa kumbang atau kutu. Pencegahan dengan sanitasi lingkungan atau, alternatif terakhir, penyemprotan insektisida. Perlu diingat bahwa residu insektisida akan menempel di tubuh buah sehingga jamur yang dipanen harus dicuci bersih di air mengalir. Pencucian dapat menyebabkan penurunan kualitas jamur kalau kelebihan air tidak langsung dihilangkan dengan cara ditiriskan.
2.5.2. Penyakit Penyebab timbulnya penyakit adalah sterilisasi yang tidak sempurna, bibit yang tidak murni, alat yang kurang bersih dan kandungan air media terlalu tinggi. Penyakit berupa tumbuhnya jamur lain seperti Mucor, Rhiozopus, Penicillium dan Aspergillus pada log. Serangan jamur-jamur tersebut dicirikan dengan timbulnya miselium yang berwarna hitam, kuning atau putih dan timbulnya lendir. Pertumbuhan jamur tiram menjadi terhambat atau tidak tumbuh sama sekali. Serangan dapat terjadi di log yang belum atau sudah dibuka. Pengendalian dilakukan dengan memperbaiki kultur teknis dan meningkatkan kebersihan lingkungan pada saat pembuatan media dan bibit serta lingkungan bangunan penyimpanan.
2.6. Panen
2.6.1. Ciri dan Umur Panen Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal pada 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.
2.6.2. Cara Panen Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat menimbulkan busuk. Potong jamur dengan pisau yang besih dan tajam dan simpan di wadah plastik dengan tumpukan setinggi 15 cm.
2.6.3. Periode Panen Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.
2.7. Pascapanen
2.7.1. Penyortiran Setelah dipanen, batang tubuh buah dipotong. Pisahkan jamur yang rusak dari jamur yang baik, pisahkan pula jamur sesuai dengan ukurannya.
2.7.2. Penyimpanan Setelah penyortiran, buang kotoran pada jamur tanpa mencucinya. Simpan di dalam wadah bersih dan tempatkan di kamar dengan temperatur 15 derajat C. Jamur dapat tetap segar selama 5 x 24 jam. Sebelum pengemasan, jamur dapat disemprot dengan larutan natrium bisulfit 0,1-0,2% yang menghambat pembusukan
2.7.3. Pengemasan Pengemasan dilakukan dalam:
a) Kantung plastikb)
b) Kantung plastik yang divakum (udara dikeluarkan)
c) Wadah plastik putih dan ditutup dengan plastik lembaran tipis.
2.7.4. Penanganan Lain
a) Pengeringan. Jamur direndam dalam air bersih, atau cuci dengan air mengalir lalu diiris tipis atau dibiarkan seperti adanya. Masukkan ke dalam air mendidih sebentar, lalu tiriskan. Keringkan jamur di dalam oven listrik/ minyak tanah.
b) Penambahan senyawa pengawet. Jamur utuh dibersihkan dari kotoran jika perlu dengan air mengalir. Rendam dalam asam sitrat 0,1% selama 5 menit. Cuci dengan air mengalir. Masukkan ke dalam larutan yang terdiri atas garam dapur (15%), garam sitrat (0,5%), SO2 (1%), kalium bikarbonat (0,1%) dan kalium metabisulfida (<1%) selama 10-15 menit. Tiriskan kembali. Jamur akan awet selama 2 minggu tanpa pengepakan dan 1 bulan bila langsung dipak cara vakum.
Deskripsi Jamur Kuping
Perkembangan budidaya jamur kuping di Indonesia semakin pesat, sehingga saat ini budidaya jamur kuping sangat merebak di berbagai daerah. Hal ini dikarenakan jamur kuping merupakan jamur kosmopolitan atau dapat hidup dimana saja, mulai dari kawasan hutan pantai samapi dengan pegunungan tinggi dengan persyaratan tempatnya cukup lembab.
Disebut jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping), dan dikenal juga ada empat jenis yaitu:
a. Auricularia auricula – Judae (tubuh buah lebar dan tebal)
b. Auricularia polytricha (tubuh buah kecil dan tebal)
c. Auricularia cornea (seperti Auricularia auricula)
d. Auricularia fuscosuccinea (seperti Auricularia polytricha)
Beberapa nama setempat/lokal jamur kuping yang sering didengar:
a. Indonesia : jamur kuping, supa lember (sunda), kuping lowo (Jawa), kuping tikus, dan lain-lain.
b. Cina/Taiwan/Vietnam: mouleh, Yung-ngo, Muk-ngo, Mu-er , Mo -er
c. Jepang: Kikurage, Mokurage, Senji, Arage.
d. Hongkong/Singapura: Mouleh, Jew's ear-fungi
e. Amerika Serikat: Tree-ear, Jew's ear-fungi, Gelatinous fungi.
Warna tubuh buah pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil.
Siklus hidup jamur kuping seperti halnya jamur tiram maupun shiitake meliputi; tubuh buah sudah tua menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan dan berjumlah banyak. Selanjutnya spora tersebut jatuh pada tempat yang sesuai dengan persyaratan hisupnya seperti kayu mati atau bahan berselulosa dan dalam kondisi lembab, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk miselia dengan tingkatan:
a. Miselai primer yang tumbuh terus membanyak dan meluas.
b. Miselai sekunder yang membentuk primordial (penebalan miselia pada bagian permukaan miselia sekunder dengan diameter 0,1 cm).
c. Dari primordial akan tumbuh dan berbentuk kuncup tubuh buahpada tingkat awal yang semakin lama semakin membesar (3-5 hari)
d. Dari primordia tersebut akan tumbuh tubuh buah jamur berbentuk melebar, serta pada saat tua akan dipanen.
Jamur kuping merupakan salah satu konsumsi jamur yang memiliki sifat saat dikeringkan lama, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya. Jamur kuping telah dijadikan sebagai bahan berbagai masakan seperti Sayur kimlo, nasi goreng jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan rasa yang lezat dan tekstur lunak yang terasa segar dan kering.
Agrobisnis jamur memiliki prospek cerah untuk dikembangkan ke skala agroindustri dikarenakan agroindustri ini tidak menggunakan lahan yang tidak terlalu luas, bahan baku untuk penanaman jamur dalam bentuk limbah seperti serbuk gergaji, bekatul, serpihan kayu, waktu tanam dari bibit hingga pemanenean sangat singkat, harga jual jamur tinggi, dan aspek nilia gizi tinggi untuk kesehatan dan pengobatan. Selain aman dikonsumsi, bersifat non kolesterol, dan berkhasiat sebagai obat dan penawar racun yang dihasilkan dari lendir jamur kuping.
Budidaya Jamur Kuping
Budi daya jamur meliputi tahap proses pembuatan bibit dan proses produksi jamur. Budi daya jamur kuping dapat dilakukan dibatang-batang kayu dengan perlakuan tertentu agar tumbuh dengan baik. Perkembangan teknik budi daya jamur kuping dengan menggunakan serbuk kayu atau serbuk gergajian. Cara ini menguntungkan karena petani dapat menambahkan nutrisi kedalam media tanam sehingga pertumbuhan jamur menujadi optimal
Setelah menuyeleksi jamur yang akan dibudidayakan, langkah budi daya dimulai dengan pembuatan bibit jamur pada media tanam. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan jamur selama proses budi daya, panen jamur, penanganan paspapanen dan pemasaran. Agar hasilnya maksimal, setiap tahapan harus dilakukan dengan bnaik termasuk penyiapan media tanam . Untuk media tanam bisa digunakan batangatau serbuk kayu.
Syarat pertumbuhan jamur
Factor fisik mempunyai hubungan dengan keperluan nutrisi bagi pertumbuhan jamur. Factor fisik yang akan diuraikan di bawah ini ialah suhu, pH, aerasi, cahaya, dan kelembapan.
1. Suhu
Suhu merupakan factor penting yang mempengaruhi pertumbuhan jamur. Suhu ekstrem, yaitu suhu minimum dan maksimum merupakan factor yang menentukan pertumbuhan jamur sebab dibawah batas suhu minimum dan di atas suhu maksimum jamur tidak akan hidup. Suhu ekstrem sangat penting dalam menentukan lintasan dan distribusi suatu spesies jamur di jagat raya ini.
Berdasarkan pada kisaran suhu, jamur dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jamur psikrofil, jamur mesofil, dan jamur termofil. Kelompok psikrofil merupakan jamur yang mempunyai suhu minimum di bawah O0 C, suhu optimum antara 0-17 0C, dan pada suhu di atas 20 0C jamur ini sudah tidak dapat hidup. Kelompok kedua yaitu jamur mesofil memiliki suhu minimum di atas 0 0C, suhu maksimum di bawah 50 0C, dan suhu optimum antara 15-40 0C. kelompok ketiga yaitu kelompok termofil yang mepunyai suhu minimum di atas 20 0C, suhu maksimum 50 0C atau lebih, dan suhu optimum sekitar 35 0C atau lebih.
Kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium pada umumnya lebih luas dibandingkan untuk pembentukan tubuh buah jamur. Suhu optimum yang diperlukan untuk pembentukan tubuh buah umumnya lebih rendah daripada untuk pertumbuhan miselium. Table 3 menyajikan kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium dan tubuh buah jamur konsumi.
2. pH
Pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur tidak dapat dinyatakan secara umum karena bergantung pada beberapa factor, seperti ketersediaan ion logam tertentu, permeabilitas membrane sel yang berhubungan dengan pertukaran ion, produksi CO2 atau NH3, dan asam organic.
Di laboratorium umumnya jamur akan tumbuh pada kisaran pH yang cukup luas yaitu antara 4,5-8,0 dengan pH optimum antara 5,5-7,5 atau bergantung pada jenis jamurnya. Kisaran pH untuk pertumbuhan miselium yang optimum umumnya berbeda dengan yang diperlukan untuk pembentukan tubuh buah jamur. Kisaran pH untuk pertumbuhan jamur konsumsi disajikan pada Tabel 4.
3. Aerasi
Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur, yaitu O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Oksigen merupakan unsure penting dalam respirasi sel. Sumber energi di dalam sel dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air sehingga energi menjadi tersedia. Karbon dioksida dapat berakumulasi sebagai hasil dari respirasi oleh jamur sendiri atau respirasi oleh organisme lainnya.
Akumulasi karbon dioksida yang terlalu banyak dapat mengakibatkan salah bentuk pada tubuh buah jamur. Pada agaricus bisporus pengaruh karbon dioksida dapat menyebabkan tangkai menjadi sangat panjang dan pembentukan paying tidak normal. Adanya karbon dioksida sebanyak 5% dapat mengakibatkan schizophyllum commune tidak membentuk tubuh buah. Oleh karena itu, ventilasi sangat diperlukan dalam fase pembentukan tubuh buah.
4. Cahaya
Kebanyakan jamur, kecuali Agaricus, memerlukan cahaya untuk awal pembentukan tubuh buah dan perkembangan yang normal. Untuk pembentukan tubuh buahnya, jamur Flammulina velutipes memerlukan cahaya yang efektif dengan panjang gelombang 435-470 nm (nano meter). Namun, untuk kebanyakan jamur kebutuhan cahaya ini secara tepat belum diketahui. Satu hal penting yang diketahui yaitu hanya sejumlah kecil panjang gelombang tertentu yang diperlukan, tetapi cahaya putih diperlukan dalam jmulah relative besar. Dalam praktik dapat digunakan lampu fluoresen dengan cahaya yang remang-remang sudah cukup untuk pembentukan dan perkembangan tubuh buah jamur.
5. Kelembapan
Secara umum jamur memerlukan kelembapan relative yang cukup tinggi. Kelembapan relative sebesar 95 – 100% menunjang pertumbuhan yang maksimum pada kebanyakan jamur.
Manfaat & Kandungan Jamur Kuping
Dari segi gastronomik ataupun organoleptik ( rasa, aroma dan penampilan), jamur kuping kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun jamur kuping sudah dikenal dekat sebatai ahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun.
Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Lendir jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping ang mempunyai bentuk tubuh buah kecil (sering disebut jamur kuping tikus) digemari oleh konsumen karena waranya lebih muda, dan rasanya sesuai dengan selera. Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan makanan juga unuk pengobatan. Untuk mengurangi panas dalam, mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar.
Kandungan nutrisi jamur kuping terdiri kadar air 89,1, protein 4,2, lemak 8,3, karbohidrat total 82,8, serat 19,8, abu 4,7 dan nilai energi 351. Jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan oleh masyarakat dan tabib pengobatan memiliki khasiat:
• Penangkar / penon-aktif racun baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, bakhan sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua ramuan masakan Cina, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun yang terbawa dalam makanan.
• Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 – 90%. Berfungsi juga untuk antikoagulan bahkan menghambat penggumpalan darah.
• Lendir jamur kuping dapat meghambat dan mencegah penggumpalan darah.
Manfaat jamur kuping untuk pengobatan penyakit antara lain:
• Darah tinggi/pembuluh darah mengeras akibat penggumpalan darah: 3 gram jamur kuping kering, rendam semalam dan buang airnya hingga tinggal jamur basah, tempatkan dalam rantang, tambahkan air bersih dikusus hingga lunak, tambahkan gula batu secukupnya dimakan secukupnya sehari sekali.
• Kurang darah dengan memasak jamur kuping 30 gram, ditambah 30 gram buah kurma, ditambah air bersih 5 gelas diminum dimasak sampai airnya tersisa 1 gelas. Hal diatas juga dapat diterapkan untk mengobati sakit wasir/ ambeian.
• Datang bulan tidak lancar dan memperlancar buang air besar. Jamur kuping dimasak bersama bahan-bahan lain seperti sayuran.
Masa Panen Jamur Kuping
Budidaya dengan log tanam asal serbuk gergajian kayu memerlukahnn waktu sekitar 3 bulan hingga panen, sementara dengan log tanam asal batang kau dapat lebih dari 5 bulan, tetapi hasil dari log kau cenderung digemari dengan harga lebih mahal. Masa panen untuk log tanam berbentuk ‘kantung lplastik' dapat mencapai 1 – 2 bulan terus menerus dengan intergval waktu 1 – 2 minggu hingga semua bagian dari log tanam ditumbuhi jamur. Sementara masa panen untuk log kayu umumnya lebih dari 4 bulan baru akan nampak, serta pertumbuhan ini akan terus menerus berlangsung sampai 3-4 bulan jika lingkungan log tanam dan tempatnya dipelihara diatur secara baik.
Aspek Pemasaran Jamur Kuping
Baik dalam keadaan segar (umumnya hasil panen dari alam) atau dalam keadaan kering (hasil budidaya) harga jamur kuping lebih mahal kalau dibandingkan dengan harga jamur lain seperti tiram maupun merang. Jenis jamur kuping yang paling banyak dijual dilingkungan toko boat cina atau shinshe yang memiliki bentuk kecil atau bertubuh buah tipis dalam keadaan kering, umumnya berasal dari Taiwan atau daratan Cina yang disebut Mouleh.
Secara umum, pangsa pasar di dunia, jamur kuping menduduki tempat paling bawah disamping jamur kancing, jamur shiitake, jamur merang dan sebagainya. Di Pangsa pasar Asia, terutama di kawasan Cina, Hongkong, Singapura, Malaysia dan sebagainya dimana penduduk etnis Cina banyak berdiam, pangsa pasar jamur kuping sangat tinggi terutama dalam bentuk kering.
Bahkan di Indonesia, dengan penduduk asal Cina cukup banyak, kebutuhan jamur kuping masih harus didatangkan dari RRC, Thailand , Vietnam dan sebagainya dalam bentuk kering. Serta yang masih segar, pada umumnya masih merupakan hasil alam pada permulaan musim hujan atau menjelang musim kemarau, karena pada musim tersebut, jamur kuping banyak didapatkan tumbuh pada batang kayu kering di hutan.
Bisnis Jamur Bikin Tergiur
Bingung agribisnis mana yang akan dipilih? Tak ada salahnya bila Anda mencoba usaha tani jamur konsumsi. Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), jenis jamur yang diminati konsumen, yaitu jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes).
Dari kelima jenis jamur tersebut, jamur meranglah yang banyak diusahakan petani. Sebab, dibandingkan jenis jamur lainnya, jamur merang lebih mudah dibudidayakan, dan siklus hidupnya pendek, hanya satu bulan. “Jamur merang mendominasi 55%—60% dari total produksi jamur nasional,” ungkap Kudrat.
Peringkat berikutnya adalah jamur tiram putih. Produksi jamur yang pengembangannya mulai dirintis sejak 1997-an itu, sekitar 30% dari total produksi jamur Indonesia. Jamur kayu yang banyak dibudidayakan di daerah berketinggian 800—1.300 m di atas permukaan laut ini mempunyai siklus hidup 5 bulan dengan masa panen 4 bulan.
Tinggal Pilih
Petani jamur merang banyak dijumpai di daerah dataran rendah, seperti di pantai utara Jawa (Pantura). Khususnya di Jabar, sentra produksi jamur merang dapat ditemui di Bekasi, Karawang, Subang, dan Cirebon.
Sementara sentra jamur tiram putih berada di Kabupaten Bandung (Cisarua, Lembang, Ciwidey, Pangalengan), Bogor, Sukabumi, Garut, dan Tasikmalaya. Di luar Jabar terdapat di Sleman, Yogyakarta, dan Solo. Untuk jamur kuping, bisa dijumpai di Jateng (Ambarawa dan Yogyakarta), serta di Ciwidey (Kab. Bandung).
Walaupun belum banyak, pelaku usaha jamur champignon, alias jamur kancing, dapat dijumpai di Bumiayu (Jateng) dan Randutatah, Malang (Jatim). Pun untuk jamur shiitake, contoh pelaku usahanya berada di Cibodas, Lembang, dan Malang.
Champignon dan shiitake lebih banyak dihasilkan oleh perusahaan besar lantaran diproduksi untuk olahan (kalengan). Sementara jamur merang, jamur tiram putih, dan jamur kuping, lebih merakyat, sehingga banyak dipilih untuk diusahakan.
Bernilai Plus
Menurut MAJI, dalam tiga tahun terakhir, minat masyarakat untuk mengonsumsi jamur terus meningkat. Salah satunya dapat dilihat dari kreativitas para pedagang, yang sebelumnya hanya menjajakan jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti memproduksi keripik jamur.
Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan. “Permintaan jamur terus meningkat, berapa pun yang diproduksi oleh petani habis terserap. Kenaikannya sekitar 20%—25%/tahun,” papar Ir. N.S Adiyuwono, pemilik perusahaan Jamur Sinapeul di Ciwidey, yang mengusahakan jamur tiram dan jamur kuping.
Konsumen, lanjut Adi, menyadari bahwa jamur bukan sekadar makanan, tapi juga mengandung khasiat obat. “Dulu, banyak orang kalau ditawari jamur takut keracunan. Sekarang ada perubahan paradigma, ketika disodori jamur akan bertanya tentang khasiatnya,” imbuhnya.
Selain lezat, dewasa ini orang makan jamur lantaran pertimbangan kesehatan. Jamur mudah dicerna dan dilaporkan berguna bagi para penderita penyakit tertentu. Jamur merang misalnya, berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah. Memang, setiap jenis jamur mengandung khasiat obat tertentu (baca: Khasiat Jamur).
Jamur mempunyai nilai gizi tinggi, terutama kandungan proteinnya sekitar 15%—20% (bobot kering). Daya cernanya pun tinggi, 34%—89%.
Kelengkapan asam amino yang dimiliki jamur lebih menentukan mutu gizinya. Kandungan lemak cukup rendah, antara 1,1%—9,4% (bobot kering), berupa asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan fosfolipida.
Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin, dan asam askorbat. Umumnya, jamur kaya akan mineral terutama fosfor, kalsium, dan zat besi.
Belum Terpenuhi
Sampai saat ini jamur lebih banyak diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI, setiap hari Jabar memproduksi 15—20 ton jamur merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara jamur kuping, dengan sentra utama Jateng, setiap hari memproduksi 1 ton. Disusul jamur shiitake dengan produksi 500 kg/hari.
Sebagian besar produksi jamur dipasarkan dalam bentuk segar. Kota-kota besar menjadi tujuan pasar utama jamur selama ini. Pasar Jakarta misalnya, dipasok dari Karawang, Bandung, Bogor, dan Sukabumi. Dari Cisarua-Bandung saja, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram masuk Jakarta. Ir. Misa, M.Sc., petani jamur merang di Karawang, memprediksi, kebutuhan pasar Jakarta terhadap jamur merang sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu memasok 3 ton.
Untuk jamur kuping terutama diserap pasar Jateng lantaran banyak dibutuhkan industri jamu. Walau demikian, jamur kuping dari Jateng pun masuk Bandung, sehari tidak kurang dari 200 kg.
Selain dijual segar, sebagian pelaku usaha melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi keripik dan tepung. Rina di Bandung misalnya, setiap hari memproduksi 50—100 kg keripik jamur tiram. Sampai saat ini dia mengaku belum mampu memenuhi permintaan yang mencapai 500 kg—2 ton. Sementara tepung banyak dibutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan kelompok vegetarian.
Walau banyak dibutuhkan, “Seluruh produksi jamur baru memenuhi 50% dari permintaan pasar,” ucap Kudrat. Belum lagi ditambah permintaan pasar luar negeri, seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa (Tabel 1). “Sampai saat ini permintaan itu belum bisa dipenuhi,” imbuh Basuki Rachmat, Sekjen MAJI. Misa yang juga Kepala Pusdiklat Budidaya Jamur Merang Indonesia, pun membenarkan permintaan pasar ekspor belum sanggup terpenuhi. “Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri saja masih kurang,” imbuh lulusan Teknik Kimia ITB ini yang sudah bertani jamur sejak 1990 lalu.
Harga Stabil
Dibandingkan komoditas lain, harga jamur terbilang stabil. Mungkin lantaran jamur bukan komoditas pokok seperti beras, cabai, maupun bawang merah.
Dalam dua minggu pertama September, harga jamur merang di tingkat petani Rp9.000—Rp10.000/kg (BEP Rp6.000/kg). Selisih harga di tingkat pengumpul lebih tinggi Rp3.000—Rp4.000/kg. Di pasar, harganya menjadi Rp15.000—Rp20.000/kg. “Karena rantai tataniaganya cukup panjang, selama ini keuntungan dari bisnis jamur merang lebih banyak dinikmati para pengumpul,” tandas Kudrat.
Kalau jamur tiram, keuntungannya lebih banyak dinikmati oleh petani. Pengumpul paling memperoleh keuntungan Rp1.000—Rp2.000/kg. Harga jamur tiram di tingkat petani pada kurun waktu yang sama rata-rata Rp5.300/kg (BEP Rp4.000/kg). Di pasar induk Rp6.000/kg (subuh) dan di pasar kecil Rp10.000/kg.
Harga jamur kuping basah di tingkat petani rata-rata Rp6.000/kg. Di pasar Rp8.000/kg. Sedangkan jamur kuping kering berkisar Rp35.000—Rp50.000/kg. Menurut Adi, untuk menghasilkan sekilo jamur kuping kering diperlukan 6 kg yang basah. Sementara itu, Desianto FW, petani jamur kuping di Semarang, Jateng, menyatakan, harga jamur kuping lebih tinggi lagi pada tingkat pengguna akhir. Kisarannya Rp60.000—Rp80.000/kg.
Kendati harganya cukup menggiurkan, ada saat tertentu jamur segar kurang laku, yaitu 1—2 minggu setelah Lebaran. Setelah itu harganya normal kembali. Oleh sebab itu, diversifikasi produk menjadi sangat penting.
Stagnan
Dalam dua tahun terakhir, produksi jamur stagnan, bahkan cenderung menurun. Padahal petani pembudidaya sudah cukup banyak. Petani inti jamur merang sekitar 5.000 orang, jamur tiram 600 petani, jamur kuping 200 petani, dan pengusaha shiitake sekitar 10 pelaku.
Menurut Kudrat, yang mempengaruhi stagnasi produksi lantaran ada sekitar 30% petani jamur merang maupun tiram yangg kolaps karena mereka tidak mampu lagi untuk berproduksi. Ini lebih banyak diakibatkan oleh kesulitan memperoleh bahan bakar minyak tanah karena harganya naik. Padahal, “BBM merupakan 20% dari ongkos produksi,” tandas Adi.
Memang, minyak tanah bisa dikonversi dengan batubara atau kayu bakar. Namun itu bukan hal mudah. “Dulu, saya pernah menggunakan batubara, tapi ternyata panasnya tidak stabil, dan asapnya mempengaruhi kualitas media tanam,” aku Misa. Ditambah lagi, bila menggunakan batubara, selain susah didapat juga menghasilkan limbah debu. Sementara budidaya jamur harus benar-benar bersih.
Selain itu, para petani juga dihadapkan kepada persoalan akumulasi hama penyakit. Di Kabupaten Bandung misalnya, petani dipusingkan oleh serangan cendawan Aspergillus sp. Cendawan ini sangat mengganggu media tanam (baglog) sehingga pertumbuhan jamur tiram terhambat, bahkan mati. Hal ini terjadi saat kemarau panjang atau hujan berkepanjangan. Di lain pihak, “Sekitar 50% biaya produksi terdiri dari media tumbuh,” ucap Kudrat.
Pun di Yogyakarta, para petani jamur kuping kelimpungan oleh serangan hama krepes (tungau). Pengendalian dengan racun akarisida bukan solusi, lantaran jamur merupakan produk organik.
Usaha Sarana
Selain mengandalkan penjualan jamur segar, beberapa petani jamur memilih menjual bibit botolan dan baglog. Kudrat, yang juga pemilik perusahaan jamur CV Citi Mandiri di Cisarua-Bandung, selain memproduksi jamur tiram, pun menjual bibit dan baglog. Dari 15 kumbung yang diusahakan, setiap hari ia memproduksi 10.000 baglog dan bibit botolan.
Demikian pula Adiyuwono yang mulai merintis usaha sejak 2003. Setiap bulan ia memproduksi 100 ribu baglog, 10%—40% diantaranya untuk jamur kuping. Sementara produksi bibitnya sebanyak 30.000 botol/bulan. Bibit ia jual Rp4.000—Rp5.000/botol. Sedangkan baglog jamur tiram dijual Rp1.600 dan Rp1.400 untuk baglog jamur kuping. Selain diserap petani di Jawa, bibit itu dilempar sampai ke Sumatera dan Kalimanatan.
Hal serupa dilakukan Jemy Susanto, pemilik perusahaan Jamur Agro Lestari di Solo. Setiap bulan ia memproduksi bibit F2 1.000 botol dan 20.000 baglog. Bibit dan baglog ini ia pasarkan hingga ke luar Jawa. Jemy mematok harga bibit Rp59.000 untuk Jawa dan Rp69.000 luar Jawa.
Berdasar data MAJI, omzet perdagangan media tanam mencapai Rp4,4 miliar/tahun. Sedangkan omzet perdagangan bibit mencapai Rp750 juta setahun. Adapun omzet perdagangan jamur segar mencapai Rp17,3 miliar/tahun.
Dadang WI, Selamet Riyanto
Rahasia Buka Usaha
Jangan hanya menghitung keuntungan, tapi Anda mesti memahami segala risiko usaha. Berikut rahasia usaha tani jamur hasil penelusuran dari para pelaku yang sudah eksis 5—15 tahun.
§ Efisiensi biaya produksi. Bila ada pesaing atau kegagalan di atas standar, dengan efisiensi, aset bisa diamankan.
§ Main aman. Agar untungnya tinggi, upayakan agar kontaminasi tidak lebih dari 10%. Kontaminasi 60% berarti kolaps. Bila perawatan setengah-setengah, bisnis paling bertahan 3 tahun. Sebaliknya, dengan perawatan semestinya, satu siklus usaha bisa bertahan 5—6 tahun.
§ Higienis. Hati-hati menggunakan bahan untuk media tumbuh karena bisa mengundang hama penyakit. Hindari pemanfaatan pestisida. Untuk pengadaan bahan cari 3 M: murah, mudah, dan hasilnya maksimal. Manfaatkan sumber bahan yang ada di wilayah masing-masing (jerami, tongkol jagung, limbah sawit, eceng gondok, serbuk gergaji, pollar).
§ Dinamis, inovatif, dan kreatif. Gali dan perdalam ilmu sesuai pengalaman yang terjadi di wilayah masing-masing. Tiap daerah potensial mengembangkan cara-cara budidaya yang kondisional. Sebab dengan cara yang khas akan memperoleh biaya produksi lebih murah.
§ Perhatikan standar-standar keberhasilan. Bisnis jamur mempunyai tahapan budidaya: membuat serbuk, mengukus, memasukkan bibit (inokulasi), inkubasi, penumbuhan, panen, pascapanen. Kelalaian di setiap tahapan mesti segera diperbaiki. Semua kegiatan mesti tercatat.
§ Diversifikasi. Untuk mempercepat putaran uang, di luar budidaya, lakukan juga bisnis bibit dan baglog. Aliran kas bibit hanya dua minggu. Sedangkan baglog satu bulan.
Dadang WI
Rata-rata Permintaan Ekspor per Bulan
Jenis Jamur NegaraTujuan Volume
(Ton)
Jamur merang kalengan China, USA, UE 80
Jamur tiram putih acar China, Singapura 80
Jamur tiram putih kering China, Korea, USA, UE 30
Shiitake kering Singapura, Jepang 20
Shiitake segar Singapura, China 60
Jamur kuping kering China, Korea, USA, UE 50
Jenis lain China, USA, UE 500
Jumlah 820
Sumber: MAJI, 2007
Khasiat Jamur
§ Jamur Merang
Mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi, dan pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun.
§ Jamur Tiram
Sumber protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan, dan diabetes. Kandungan Vitamin B kompleks tinggi, dapat menyembuhkan anemia, antitumor, dan mencegah kekurangan zat besi.
§ Jamur Kuping
Lendirnya berkhasiat menetralkan racun yang terdapat dalam bahan makanan, sirkulasi darah lebih bebas bergerak dalam pembuluh jantung.
§ Jamur Champignon
Sumber protein nabati, mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah koroner pada penderita penyakit hipertensi dan jantung akibat kolesterol. Dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik dan formula obat penghalus kulit.
§ Jamur Shiitake
Meredakan efek serangan influenza, menghambat pertumbuhan sel kanker, leukemia, dan rematik. Enzim-enzim yang terkandung di dalam shiitake dapat memproduksi asam amino tertentu yang mampu mengurangi kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah. Jamur ini pun dipercaya sebagai afrodisiak (peningkat